KUMPULAN HUMOR GUSDUR
AlMarhum K.H.
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang fenomenal. Ia dikenal sebagai pribadi yang
unik dan otentik. Otentisitasnya inilah yang membuat ia senantiasa dikenang. Semasa
hidup, pernyataan Gus Dur seringkali nyeleneh dan kadang-kadang bikin telinga
merah bagi yang merasa tersindir. Tapi faktanya, Gus Dur merupakan sosok yang dicintai.
Saat wafat ditangisi banyak orang. Semua orang berebut mengucapkan selamat jalan.
Insan-insan dari berbagai agama berlinangan airmata dan mendoakan perjalanannya
ke alam yang baru. Saking populernya Gus Dur, bahkan ada pula yang memanfaatkan
wafatnya Gus Dur demi kepentingan politik. Tapi sudahlah, buku elektronik ini
tak hendak membahas itu. Sekali lagi, Gus Dur memang sosok otentik yang pupulis
dan dicintai. Entah kapan bangsa ini punya anak bangsa sekelas Gus Dur lagi. Kumpulan
Humor Gus Dur di Internet ini bukan hasil pikiran saya. Saya hanya mencomot
sanasini, lantas menjahitnya jadi satu. Bahanbahannya saya ambil dari berbagai
blog dan website.
Saya menemukan
banyak sekali humor-humor Gus Dur di internet. Humor-humor Gus Dur di berbagai blog dan website saling
melengkapi. Humor Gus Dur tentang A, misalnya, bisa ditemukan di blognya “si
fulan” atau “si fatul”, tapi humor tersebut tak ditemukan di blognya “siminah”.
Sebaliknya, di blog “si minah” ditemukan humor lain seputar Gus Dur. Saya lihat
intensitas penulisan humor Gus Dur di internet meningkat setelah Gus Dur wafat.
Saya sendiri juga mengupload tautan-tautan humor
Gus Dur di internet, di salah satu blog
saya. Dan ternyata, sampai kini posting saya tersebut banyak dilihat dan
didownload. Humor-humor Gus Dur atau ala Gus Dur tak hanya lucu, seringkali
sarkastis dan mengandung banyak pembelajaran. Inilah salah satu warisan Gus Dur
bagi bangsa ini. Humor yang reflektif. Anekdot yang bermakna.
Selamat menikmati.
Saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat,
Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) tidak henti didemo. Setiap hari
ada saja kelompok yang berdemonstrasi di departemen yang saat itu dipimpin Nur
Mahmudi Ismail. Tuntutan mereka sama, yang mendeseak pembatalan pengangkatan
Sutjipto sebagai Sekjen Dephutbun. "Sutjipto terlalu tua, copot
saja!" teriak salah satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir, berikan
saja jabatan itu kepada orang dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan Sutjipto
berbau KKN, copot saja," bunyi tulisan sebuah poster yang diacungkan. Rentetan
demonstrasi yang sempat melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun itu. Pasalnya,
tidak sedikit karyawan yang ikutan berdemo, yang pada akhirnya menyerempet
posisi Menteri Nur Mahmudi sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya Sutjipto
dipertahankan. Dalam suasana seperti itulah cucu KH Hasyim Asy'ari itu,
melantik pengurus Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta akhir Maret 2000. Dalam
pidatonya, Gus Dur antara lain memaparkan mengenai kondisi peternakan lebah
terkini. "Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350 ribu ton lebah dari
luar negeri," tutur dia. "Lah, orang-orang yang berdemo itu, daripada mendemo menterinya mbok lebih
baik beternak lebah, supaya kita tidak mengimpor lagi!" pinta Gus Dur.
(rhs)
Sumber:
okezone.com, 04 Januari 2010
2. Fenomena 'Gila' Gus Dur
Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman
Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari
berbagai negara. Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang
dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri
(Gus Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya
Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur. "Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai
giginya kelihatan. Baru kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas
Gus Mus, yang disambut gelak tawa GusDur. Melekatnya predikat humoris pada
Presiden RI yang keempat itu pun sempat membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro
Castro Ruz penasaran. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu. Seperti
yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi pada
tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena
'gila',". Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut. "Presiden
pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila harta.
Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian
terdiam sejenak. Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita. "Kemudian,
kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk Gus
Dur. Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal mendengar dagelan tersebut.
(rhs)
Sumber:
okezone.com, 02 Januari 2010
3. Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta
Setelah mendapat larangan dari dokternya untuk
tidak melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat terbang, GusDur
kemudian nekat untuk berpergian jauh menggunakan kereta api. "Anda mau
pergi naik kerata api Gus? Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat waktu dengan
naik kereta api?" ledek si dokter. "Anda jangan meremehkan, kereta
itu cepet banget loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4 itu. "Kereta api
mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter. "Oho..
Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat," kilah
pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini. "Anda mimpi
kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat dibandingkan
kereta api," cecar sang dokter. "Wah, Anda salah. Memang sekarang ini pesawat
lebih cepat. Tapi itu karena kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api
nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari. Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat,"
jawab Gus Dur, disambut wajah kecut sang dokter. (rhs)
Sumber:
Okezone.com, Kamis, 07 Januari 2010
4. Obrolan Para Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia,
GusDur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS
dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya
AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa...setiap
presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. Tidak
lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia
berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!" Presiden
Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?" "Itu.. patung
Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya. Ngga mau kalah
presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tau
nggak... ita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan
sombongnya. Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?" "Itu...
menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut. Karena
disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya
keluar pesawat..."Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!",
teriak Gus Dur. "Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac
heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat. "Ini... jam tangan
saya ilang...", jawab GusDur kalem.
Sumber:
gusdur.net, 13 November 2008
5. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya
terlibat percakapan serius. Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi mengandung
babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi! (//mbs)
Sumber
: Okezone.com, Selasa, 1 September 2009
6. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya,
menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan
yang pernah dikeluarkannya. Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera
Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang
gembong teroris di Indonesia, dia mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan
demokratisasi di Singapura. Namun, sambungnya, media massa mengutip dia akan
melakukan demo di Singapura. Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)
sumber:
okezone,
Jum'at, 29 Mei 2009
7. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di
Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan
untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara
kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab. Melihat itu,
rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin,
Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu
menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun
di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa,
apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)
Sumber:
okezone.com,
Kamis,
2 April 2009 - 15:05 wib
8. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada
isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus
Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela
"ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para
koleganya. Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur
sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur. "Saya datang ke makam,
karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan
lagi." Katanya.
Sumber:
gusdur.net, Sabtu, 14 November 2008
9. Pengalaman Gus Dur Naik Haji
Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan cerita,
khususnya yang bernada sindiran politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa
pemerintah Orde Baru. Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk
berhaji. Karena yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi.
Salah satunya "peminta pertunjuk" yang paling rajin, Menteri
Penerangan Harmoko. Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto
pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar
batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi
Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam
jidatnya. "Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus menuturkan
pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut. Lalu Harmoko
pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang
melempar balik ke arah dirinya. Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu
sama, Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari posisi presiden
untuk "minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega ia
tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden. Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto,
ia turut mendengar bisikan "Hai manuia, sesama setan jangan saling lempar."
(rhs)
Sumber:
okezone.com, 11 Januari 2010
10. Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat
sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat
dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara. Diketahui,
pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta.
Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut. "Menurut
Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?" tanya
seorang menterinya. "Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang
bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal
kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!" (rhs)
Sumber:
okezone.com, 01 Januari 2010
11. Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang
unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan
joke-joke yang mencerdaskan. Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi
Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hamper
menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya
tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar
Mahfud. Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak
Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar
belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai. Karuan saja Mahfud MD pun
tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan
memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)
Sumber:
okezone.com, 01 Desember 2009
12. Airport Abdurrahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang,
dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa
belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta,
saat masih ada penerbangan regular dari Bandara Halim Perdanakusuma keMalang. Waktu
itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono.
Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh
pasukan Banser NU. Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60
kilometer dari bandara, petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy
talky. Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. "Lapor: Abdurahman Saleh
sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!" Yah, kebalik. (mbs)
Sumber:
Okezone.com, 24 Nopember 2009
13. Buto Cakil Pembayar Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria.
Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik,
dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang
semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan
pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak
istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana. "Supaya
rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas
lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?" "Sebelum
tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus Dur. "Ya
sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari." (mbs)
Sumber:
okezone.com, 10 November 2009
14. Tukang Santet Jakarta
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap normal
oleh masyarakat kita. Pelakunya bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat
yang berwenang. Paling tidak penghakiman dilakukan di depan aparat. Sampai-sampai
majalah Tempo, jauh sebelum pembredelan pernah "menghitamkan"
beberapa halamannyla sebagai tanda prihatin. Para pembaca Tempo tentu kaget dan
heran. Bermacam dugaan pun segera muncul. Gus Dur termasuk yang heran dan
menduga-duga. "Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti itu?" tanya Gus
Dur dalam "kuis imajiner"-nya. "Karena reportase soal tukang
santet dan bromocorah Jember." "Siapakah yang memerintahkan penghitaman
itu?" "Tukang santet dan bromocorah Jakarta."(mbs)
Sumber:
okezone.com, Senin, 19 Oktober 2009
15. Keliling Dunia Tidak Mati Kok!
Empat dokter ahli menyampaikan analisis negatif
terhadap kesehatan Gus Dur kepada DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua DPP
Partai Golkar Agung Laksono juga pernah mengungkit masalah itu. Agung, yang
juga dokter, mengusulkan agar Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter independen.
Usul itu disetujui oleh Ketua MPR Amien Rais. Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo,
wartawan pun menanyakan usulan Agung Laksono itu. "Kalau mau tahu soal
kesehatan sata, tanya saja sama dokter yang pernah memeriksa saya," jawab
Gus Dur serius. Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya keliling (dunia)
ini tidak mati kok," jawab Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia. Tapi
kemudian Gus Dur bilang, "Masalah begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah malas
menjawabnya. Punya ambisi politik saja kok sampai begitu." (mbs)
16. Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu Negara
yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya
panglima angkatan laut. Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini
berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil.
Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara
bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak." Dengan
kalem sang tamu pun menanggapio, "Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak
berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman." (mbs)
Sumber:
okezone, 15 September 2009
17. Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta
Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan
tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan
NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota. Menggambarkan
fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka
datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan
tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik
terhadap NU,” tegas Gus Dur. Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah
larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk
pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya. “Tapi
kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga
jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Sumber:
okezone
18. Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahma
Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Ada
rahasia dalam tanggal kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu persis tanggal
berapa sebenarnya dia dilahirkan. Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai
siswa di sebuah SD di Jakarta, GusDur ditanya, " Namamu siapa Nak?" "Abdurrahman,"
jawab Gus Dur. "Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...," jawab
Gus Dur terdiam beberapa saat. "Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940,"
lanjutnya Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bula kelahirannya. Gus
Dur hanya hapal bulan Komariahnya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan.
Dia tidak ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan berdasarkan perputaran
matahari. Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Syakban, bulan kedelapan dalam
hitungan Komariag. Tetapi gurunya menganggap Agustus, yaitu bulan delapan dalam
hitungan Syamsiah. Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus
1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7 September
1940.
19. Santri Dilarang Merokok
"Para santri dilarang keras
merokok!" begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di
pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyatri. Tapi,
namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol. Suatu
malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi
gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga
yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Diluar sebuah rumah, ada
seseorang sedang duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang
kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah
kegelapan itu. "Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil menghampiri
"senior"-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan
rokok yang sedang dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara
rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi. Saking
takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya.
"Hai, rokokku jangan dibawa!" teriak Kiai Fatta.
20. Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal
sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di
koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial,
sastra, dan tentu saja agama. Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis
oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur,
anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak
percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan
Tuhan …berikan aku mimpi malam ini tentang
matematika yang diujikan besok pagi
21. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya
di Istana Merdeka menerima Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI, kolumnis dan
pernah menjadi pemimpin Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi (Kepala Litbang
Departemen Agama). Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincang bincang dengan
kedua sahabatnya tersebut. Sobary sempat menjadi moderator ketika berlangsung
dialog antara Gus Dur dengan masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahim
(Masjid Istana Kepresidenan). Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur
tentang hal lucu yang terjadi di sekitar
Gus Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang
kerjanya menelepon Menteri Agama di kantornya. Kebetulan yang mengangkat
telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf menteri. Dialognya
demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan Menteri
Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid
siapa?
Gus Dur: Presiden.....
22. Dua Gus Adalah Musuh Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi
anak kiai yang mereka hormati. Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai
si anak sudah jadi bapak atau kakek. Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus
Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain
pula pandangan pemerintah Orde Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus
itu, terutama yang kritis terhadap kekuasaan. Kekritisan Gus Dur terhadap
pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan." Gus Nun sering
ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga . Tapi , kata Gus Dur, di
acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu
"Gus" lagi yang tidak disukai pemerintah . Para tamu pun penasaran,
dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud . "Gusmao...,"
ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor
Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.
23. Gus Dur dan UU Pornografi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan Rakyat
akan mengesahkan Rancangan Undang-undang Pornografi menjadi undangundang pada
pertengahan 2008. Berbagai pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di mana-mana.
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh kebebasan berpikir, tidak ambil pusing.
Bagi dia, di dalam Islam pun telah ada porno. Jadi tidak perlu diperdebatkan.
Berikut cerita mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip dari berbagai sumber: Ketika
semua pihak berteriak musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak
sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut. Misalnya saja
ketika Gus Dur menjawab interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul Mu’aththar
sebagai korban tentang kesalahan memandang pengertian daripada kata porno. “Anda
tahu, kita Raudlatul Mu’aththar (Kebun Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa
Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya." "Kalau
begitu, kitab itu cabul dong?”
24. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita
kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya
banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur,
Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit. Ceritanya, ada tukang becak asal Madura
yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang
masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang
dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak. “Apa kamu
tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak
polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya
kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak . “Bodoh, apa kamu tidak bisa
baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak
pak polisi lagi. “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka
saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab
si tukang becak sambil cengengesan.
25. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan
ibadah haji terlihat marahmarah. “Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio?
(Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran. “Pembohong!
Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan. “Radio ini di Mekkah tiap
hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini
kok dibilang radio Islami.” “Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari mana?” “Lha…,
itu bacaannya all-transistor. Kan pakai Al."
26. Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika
Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian
bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan
Sudirman?" "Hooh," jawab si penjual rokok. Karena bingung dengan
jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang
mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur
yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?"
Gus Dur menjawab "Benar." Bule itu semakin bingung saja karena mendapat
tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa
waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab
"betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Ooh begini, kalau Anda
bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya
kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya
kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar." Ajudan Clinton itu
mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?" Dengan
spontan Gus Dur menjawab, "Ho ...oh!"
Sumber: marhendraputra.co.cc, 3 Januari 2010
Made In Japan, Sangat Cepat ...Di luar
Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke
Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali menyalip
taksinya. Dengan bangga Si Jepang berteriak, "Aaaah Toyota, made in Japan.
Sangat cepat...!" Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip taksi itu. Si
Jepang teriak lagi, "Aaaah Nissan, made ini Japan. Sangat cepat." Beberapa
lama kemudian, taksi yang ia naiki lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang
teriak lagi "Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat cepat...!" Gus
Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat Si Jepang ini bener-bener nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke Si Jepang. "100
dolar, please..." "100 dolars...?! Ini tidak jauh dari hotel." "Aaaah...
Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali," kata Gus Dur menyahut Si
Jepang itu.
27. DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan tentang
prilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai anak
Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah "turun pangkat"
setelah ricuh dalam siding paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak
(BBM) pada 2004 silam. "DPR dulu TK, sekarang playgroup," kata Gus
Dur, ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat sidang
itu.
28. Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat
kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang
pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun
(mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi. Jelas beberapa di antara mereka yang
hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik
cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama kemudian begitu sudah agak
sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat
yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh Gus, Kok Gus Dur diam
saja sih disun sama perempuan?’ Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya,
Gus Dur malah ngasih jawaban sepele. “Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok
sampeyan jangan pengin.”
29. NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama
seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden
Soeharto untuk buka bersama. Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah.
Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus
Dur. “Gus Dur sampai malam di sini?” “Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat
lain’.” “Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?” “Oh,
iya Pak, tapi harus ada penjelasan.” “Penjelasan apa?” “Salat Tarawihnya nanti
itu ngikutin NU lama atau NU baru?” Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar
ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan NU baru apa
bedanya?” ”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat,” kata Gus Dur. “Oh
iya iya ya ya… ga apa-apa….” Gus Dur sementara diam. “Lha kalau NU baru?” tanya
Soeharto. “Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11
rakaat.” Semua tamu buka puasa langsung tertawa.
30. Che Guevara
Guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden
RI, saat berkunjung ke Kuba dan bertemu dengan Fidel Castro. Saat itu Fidel
Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di
Kuba. Dan mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar
pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan
jurus andalannya, yaitu guyonan. Beliau
bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada
dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai
ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan
Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis
di Kuba. Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya
pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak
mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya. “Kalau kamu kenapa sampai
dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga. Lalu tahanan
ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara.” Fidel Castro
pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
31. Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin
negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan
di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan…
Bill Clinton: Kalau Anda tahu… prajurit kami adalah yang terberani di seluruh
dunia …Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali. Mayor:
(walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,, (akhirnya
dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu). Mayor: (naik
kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!! Clinton: Hebat kamu,
kembali ke pasukan! Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan)
Sersan! Menghadap sebentar (sang Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini
sebanyak 50 kali … ! Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am
ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke
laut dan berenang keliling 50 kali… dan dikejar hiu juga). Sersan: (menghadap
sang perdana menteri) GOD save the queen!!! Koizumi: Hebat kamu … kembali ke
tempat… Anda lihat Pak Clinton … Prajurit sayalebih berani dari prajurit Anda …
(tersenyum dengan hebat …) Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …)
saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal
perang ini sebanyak 100 kali … ok? Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak
punya otak … nyuruh berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun
pergi meninggalkan sang presiden …) Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak
Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kirakira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!!
… Hidup Indonesia … !!!
33. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengritik.
Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi. Menurut Gus Dur di
negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua,
polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri).” Lainnya? Gus Dur hanya
tersenyum.
34. 189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan pornoaksi
dan pornografi di negeri ini karena nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan
Islam tentang porno tersebut. Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview
dengan Jaringan Islam Liberal, Gus Dur menyebut kita Raudlatul Mu’aththar sebagai
korban tentang kesalahan memandang pengertian daripada kata porno. “Anda tahu,
kita Raudlatul Mu’aththar (The Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu merupakan
kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha …ha …
ha. Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
35. Membuat Orang-Orang Berdoa
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai
seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu. “Saya
sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir
Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan
dituntutn ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada
Gus Dur. “Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan
kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu GusDur protes. “Pak
kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih
rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini
Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan
tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini
mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”
36. Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim,
seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah
kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya,
ia bertanya dengan suara keras, “Coba, siapa yang menurunkan bendera merah,
putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?” Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa
ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!” Humor
Gusdur : Ngebor Kebanyakan “Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di
Sidoarjo?” tanya Gus Dur. “Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau LaPisan
mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata
Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
37. Iklan Gratis
Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega
ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy
yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007. “Apakah Handoyo pernah minta ijin
langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F.
Noya, host program itu, kepada Gus Dur. “Abis gimana lagi, yah anggep saja
sudah,” jawab Gus Dur enteng. Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang
dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan)
gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton. Bahkan ketika ditanya lebih
ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti
iklan film foto yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur
memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
38. Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri
sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan ‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah
sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi
gegabah. “Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban GusDur kala itu. Karuan saja
omongan itu juga menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH
Mustafa Bisri pun ikut angkat bicara. “Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau
se-Indonesia ini mau jadi kafir semua, Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung
Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur
39. Maju Aja Dituntun, Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu berkata
jujur. Akibat kejujurannya itu, kadang kala disertai humor “tingkat tinggi” yang
membuat para pendengarnya tergelak. Salah satu contohnya kala Gus Dur menanggapi
berbagai desakan agar dirinya mundur. Tanpa basa-basi dia pun menimpali. “Maju
aja masih harus dituntun, apalagi mundur,” ujar Gus Dur
40. Presiden Wisatawan
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat banyak.
Misalnya saja saat memberikan pidato di Jerman yang ikut serta mantan Presiden
Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status kepresidenan
dari masa Pak Karno sampai dirinya. “Pak Karno itu presiden yang negarawan, Pak
Harto hartawan, Pak Habibie, sedang saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur
jujur. Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan
bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri
41. Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan
sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun
dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke. “Alquran itu kita suci
yang paling porno. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti
mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?” Mungkin dengan hanya kalimat guyonan
itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali
kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa
yang lebih sopan. “Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya
pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.” Masih nggak puas.
Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan
bahasanya sopan?” “Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi,
waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa
bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri garagara pikirannya
itu,” jawab Gus Dur. Ya, begitulah Gus Dur
42. Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela
ketinggalan mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu
cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat
bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan
harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas
tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu. Gus Dur lalu bercerita
tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa
tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas.
Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan
selisih waktunya pun terpaut jauh. Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena
punya nilai berita yang sangat tinggi. “Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya
wartawan. “Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap
akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau
menembak saya.” Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah
bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya
pengalaman mengelola system ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang
rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi
manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat
tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat
panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah. Begitulah, seorang aktivis
sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu
bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak
kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.” Lalu dia pergi
ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia mencatat
“bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah
kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak
mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS!”. Tanpa dia sadari,
dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun
itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa
sih yang kamu catat?”. Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan
penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi
rakyat . “Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel,
“Kalau dulu, kamu sudah ditembak”. Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat,
“Peluru juga habis!
43. Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu.
Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus
Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam
dalam sebuah kunjungan ke luar negeri. Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur,
sinyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad,
madame?” “Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib
and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.
44. Membayangkan Serdadu Israel
Hampir tak ada negara yang rela
ketinggalan mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan itu merupakan salah satu
cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat
bergengsi karena acara ini diliput oleh media massa semua negara peserta. Wajarlah
kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan
mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat
melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu. Gus Dur lalu bercerita
tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa
tahun lalu, tuturnya, kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh medali emas.
Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya. Bahkan
selisih waktunya pun terpaut jauh. Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan karena
punya nilai berita yang sangat tinggi. “Apa sih rahasia kemenangan Anda? Tanya wartawan.
“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng. “Tiap kali bersiap-siap akan
mulai, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang akan menembak
saya.”
45. Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para
hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh tokoh
baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau
jadi raja tiba-tiba berubah wataknya. Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab.
Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja. “Makanya,
kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur. “Kalau
menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin. “Ya,
agak berubah,” jawab Permadi. “Misalnya dalam hal apa?” “Misalnya, kalau dulu
Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah
lagi.” “Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur. “Sederhana bagaimana
Gus?” kejar hadirin. “Ngelu (pusing).”
46. Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari
2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu
Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia
memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit
banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah. Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an
di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti
Ali, waktu itu menteri agama. “Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak
setuju dengan contoh yang diberikan Mukti Ali,” ujar Gus Dur. “Mengapa?” tanya
Presiden Chirac, mulai heran. “Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja;
sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan
menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama agama itu
seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat
dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.” “Lho, mengapa Anda tidak
setuju?” tanya Chirac, belum paham juga. “Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya
juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.” “Ya, betul, betul,” kata Chirac
sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”
47. Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu pasien,
seorang pria remaja berumur 13 tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka! kalau
kita disuntik itu, sakit ya, Pak?” “Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita
disuntik itu, rasanya seperti digigit semut!” Beberapa saat kemudian, tibalah
saatny sianak remaja ini masuk ke kamar periksa tanpa mau diantar bapaknya
setelah ia mengetahui kalau disuntik itu rasanya seperti digigit semut. Lima
menit kemudian, si Bapak yang menunggu di ruang tunggu pasien ini terkejut
mendengar jeritan sang dokter yang kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah pintu
kamar periksa dibuka, dilihatnya anaknya yang berjalan pincang dengan pahanya
yang biru bengkak, dan mata sang dokter pun juga membengkak. “Lho! Anak saya
ini kenapa, Dok? Kok, jalannya pincang begini?” tanya si Ayah kepada sang
dokter. “Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika anak bapak ini mau saya
suntik, tiba-tiba dia meronta-ronta kemudian mata saya dipukul oleh dia, dan
…”“Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau
disuntik itu rasanya seperti digigit semut, ternyata, seperti digigit buaya!
Buktinya, lihat ini! bekas gigitannya!”
48. Siapa Lebih dekat dengan Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran
dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu
masalah. Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam
berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang
kyai, bhiksu, dan pendeta. “Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan.
Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali; Kami juga
dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai? Pak
Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus
Dur diiringi tawa seisi ruangan. “Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya hanya
bilang teroris,” jawabnya enteng.
Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumber
tulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc
fotounik.net
Greenourheart
greenourheart@gmail.com
Komentar
Posting Komentar